Tuesday, December 23, 2025
By Kucing
sambut aku jika tak datang
sambit aku jika tak pulang
sebut aku jika petang
sabit aku jika lekang
By Kucing
datanglah ke mimpiku
lalu tampar aku
jika napsuku beku
datanglah ke kalbuku
lalu tendang aku
jika nafasku kaku
Datanglah ke nadiku
lalu pacu aku
jika darahku tak laku
Datanglah ke jiwaku
lalu bakar aku
jika hidupku terpaku
By Kucing
sekali saja tolong hisap
mungkin tak berasa
tapi tenang kau dapat
tak jadi mengumpat
sekali saja kau bakar
tak usah bertengkar
tak akan tertukar
hanya tertular
sekali saja kau cela
jiwamu tak rela
tubuhmu membela
lalu akan menyala
By Kucing
hingga ku berkedip
pergilah jika sudah
rinduku tak lelah
By Kucing
sederet huruf berbaris
kucumbu dengan manis
dua benjolan lembut
bergaul hingga larut
By Kucing
khayal durjana
melihatmu terbuka
mimpi pengelana
menatapmu bermakna
Di batas logika kau tawarkan surga
di ujung dahaga kau jadi telaga
By Kucing
setiap denting yang ku petik
nadanya berbeda kadang sama
setiap mata yang ku kedip
warnanya berbeda terkadang samar
Setiap langkah yang ku tuju
Jejaknya berbeda walau berdebu
Setiap rasa yang ku eja
Maknanya berbeda entah kemana
By Kucing
Si hitam musuh yang ku regut
ku telan tanpa pesan
Si Putih kawan yang ku renggut
ku bakar tanpa kesan
hitam musuhku saat terkantuk
putih kawanku saat terkutuk
By Kucing
salah satu sela menari
pembohong dua mata
bermimpi saat terjaga
tertidur saat berlaga
Monday, December 22, 2025
By Kucing
Kopi di atas mejaku manis yang tertahan
Gula di dalam kuemu pahit yang dibuang
Kita adalah dua rasa yang tak sempat bertemu, Di meja yang sama, namun di dunia yang kelabu. Cangkirku mendingin, kuemu tak lagi utuh, Menunggu kata yang sejak lama telah runtuh.
By Kucing
mengagumi camar terbang di atas langit orang
berlayar di perahu yang hampir saja karam
memandang nya dengan sayap yang mengembang
haluan terombang ambing ombak nan suram
camar melayang meratap awan menuju senja
gelombang mendorong buritan menuju garis simfoni
Menyimpan luka di balik cakrawala yang manja,
Menanti takdir di tengah laut yang sunyi.
By Kucing
Di rumahku, hening adalah teriakan yang panjang. Di rumahmu, gaduh adalah sepi yang menyamar. Kita adalah dua cangkir yang retak isinya, Menampung anggur pahit setiap malam.
Ada frekuensi ganjil yang menyusup ke kepalaku, Sinyal darurat dari matamu yang jauh. Ingin kuretas jarak itu, Menjadi jarum yang menjahit sobekan di layarmu. Tapi kemudiku sudah dikunci ke arah utara, Sementara kau hanyut ke selatan.
Rindu ini menjadi hantu tanpa kaki, Melayang menembus dinding, duduk di tepi ranjangmu. Ia ingin menyeka debu di wajahmu, Tapi sadar ia tak punya wujud, Hanya uap panas yang lahir dari dinginnya sebuah ikatan. Kita ada, tapi dilarang menjadi "kita".
By Kucing
Kita adalah dua garis paralel yang terluka, Berlari di atas rel yang berkarat, Menuju stasiun yang sudah lama tutup. Di punggungmu, ada beban benang kusut yang tak kau pilih, Di punggungku, ada jangkar yang menyeret ke dasar laut.
Aku ingin menjadi oksigen di ruang hampa dadamu, Tapi kita terpisah oleh tembok kaca tebal, Yang dibangun dari sisa-sisa sumpah yang mulai retak. Aku melihatmu tenggelam, Dan aku hanya bisa mengulurkan tangan yang terpasung.
Rindu ini adalah anomali, Bunga liar yang tumbuh di antara beton dan besi. Ia tidak meminta air, ia hanya meminta udara. Namun kita dilarang bernapas di satu atmosfer yang sama. Kita hanya boleh saling merasa, Lewat getaran tanah yang sama-sama rapuh.
By Kucing
By Kucing
By Kucing
Ada kantuk yang terkutuk
Saat aku membayang wajah seorang
Hening malam kian menusuk
Memaksaku memeluk bayang
Ada mimpi yang menyakiti
Saat tersadar kau tak kumiliki
Hanya hampa yang menemani
Di antara harap dan realiti kumilikiBy Kucing
By Kucing
By Kucing
By Kucing
By Kucing
By Kucing
By Kucing
By Kucing
Namun air punya jalannya sendiri,
Mencari celah di sela jemari,
Semakin erat kau genggam,
Semakin deras ia merajam.
Terkadang, banjir bukan untuk menghancurkan,
Tapi untuk membersihkan apa yang terlalu lama ditahan,
Agar arus tak lagi menjadi lawan,
Melainkan kawan seperjalanan.
By Kucing
By Kucing
By Kucing
Harapku sempat tersusun menjadi tugu
Namun kini runtuh, mematung di ambang pintu
Apakah diammu adalah sebuah isyarat bisu?
Bahwa temu tak lagi menjadi yang kita tuju.
By Kucing
By Kucing
By Kucing
Tajuk hari ini terlalu samar
Menerpa cahaya redup sang damar
Menanti hingga kaki dan lutut memar
Terjaga diantara wajah wajah sangar
Ingatkan aku jika tak berkunjung disini
Tidak melekatkan nota cerita nurani
Mengumpat dari nyata tanpa kata berani
Menambah dongeng dongeng meski tak berharmoni
Tiada kehidupan untuk menoreh kalbu
Memeluk dan meremas bait bait berdebu M
embakar untaian tali putih bersumbu
Hanya melihat lintasan alkisah bercumbu
Saturday, December 20, 2025
By Kucing
Kopi di mejaku dingin sudah
kursi di depanku sudah lelah
kepala ku tak terlihat letih
namun jiwaku mulai tertatih
menunggu bunga yang tak kunjung tiba
hanya harumnya yang masih tersisa
entah aku harus bagaimana
aku tak tahu kau dimana
ternyata semua hanya memori
yang tak akan menjadi simfoni
kau pergi untuk waktu yang lama
aku tetap duduk di tempat yang sama
By Kucing
PUAN (VIDEO)
By Kucing
By Kucing
By Kucing
Aku bercerita kepada angin,
Betapa hampanya aku.
Aku berpaling dari langit,
Betapa lelahnya aku.
Aku berdalih pada malam,
Betapa sakitnya aku.
Aku berbohong pada hujan,
Betapa baiknya aku.
By Kucing
Sendu
Saat menahan jutaan sayatan rindu
Rindu
Saat mengenang detik-detik sendu
By Kucing
Siapa aku? Ruang sepi yang sempat kau singgahi.
Siapa kau? Pelarian yang mencari tempat berbunyi.
Siapa dia? Pemilik rumah yang sempat lupa jalan pulang.
Siapa dirinya? Alasanmu mengetuk pintuku saat petang.
Dimana aku? Di balik pintu yang kucoba kunci lagi.
Dimana dia? Terlelap, tanpa tahu kuncinya sempat rusak.
Dimana kau? Kembali pulang ke arah yang seharusnya.
Dimana dirinya? Menyambutmu di ambang pintu itu.
Tuesday, November 25, 2025
Friday, March 21, 2025
By Kucing
BIDADARI SETIA
Wednesday, October 25, 2023
Wednesday, June 1, 2022
By Kucing
aku butuh lampu tuk melihat
meski itu redup berikan padaku
dua bola lampu redup
agar dapat kugapai kening yang hangat
disana ada hati yang bergetar
meski samar aku sabar
aku tak butuh seekor kucing
meski lucu tapi membuatku pusing
seekor kucing yang mencakar
agar tak terganggu hidupku yang sukar
membuat dua bola lampu terbakar
disana tak ada hati
walau cita tak terhenti
Monday, May 30, 2022
Kisah awan dibawah langit
tertukar dengan salju diatas tanah
Langit dipandang
salju terinjak
Langit dikenang
Salju ditendang
Langit Peneduh
Salju penyejuk
dimana aku?
aku menginjak salju dibawah langit
meski tertunduk
tetap aku terkutuk
Memandangmu seperti mimpi menggapai awan
dapat kutapak tak dapat kuraih
menggapai mu seperti memandang mentari
hangat namun tak akan melirik
Memeluk mu seperti menggenggam bulan
Dapat ku pandang tak dapat ku dekap
KERTAS KOSONG
seperti apa yang kau baca aku sebuah halaman kosong
tanpa cerita tanpa kenangan tanpa karangan
menulis dalam kertas lusuh tak berguna
meski aku menulis tetap saja tak akan berarti
karena kau akan membenci kertas kosong
kecewa tak berisi tak berhati
tak perlu ragu aku layak tau kau pandang
tak ada cerita yang kau baca
tapi aku tetap akan menulis dengan bayangan pena tak berisi
aku berlabuh dengan ombak
namun mengajak gelombang
kau karang untuk berlabuh
namun gelombang menerjang
ombak berharap menjadi pengobat
namun membawa dosa
karanglah sebagai pengobat
namun kini ternoda
aku mencoba menjadi lembayung
meminta maaf namun tak berguna
karena mentari telah ditelan malam
Sunday, May 8, 2022
saat aku terbangun nanti
tak akan ada yang menanti
karena memang tak berarti
saat aku terbangun nanti
aku tak mengingat mimpi
meski itu dalam hati
saat aku terbangun nanti
lihat lah aku dengan jijik
menjauhlah dan pergi
jangan resah
rinduku tak perlu kau balas
jangan risau
cintaku tak perlu diingat
aku tak memanfaatkan kesendiriian
aku butuh teman yang mengerti arti sendiri
aku tak ingin kau sunyi
karena aku tahu seperti apa saat sunyi
hujat aku jangan jemu
hancurkan aku tak perlu ragu
aku tahu dan aku mengerti
arti semua kesalahan dalam hidup ini
Thursday, July 15, 2021
dua bola yang ku kecup
aku rindu saat kau tak ada
ingin menghentikan waktuku saat bersama mu
gelang dengan 33 butir
aku senang kamu terikat
ingin seperti perasaan kita yang liar
lantai dua yang tersembunyi
aku menunggu rangkulan erat
ingin hatiku tenang saat itu
rindu karena cinta
marah karena cinta
kecewa karena cinta
bahagia karena cinta
pergi karena cinta
datang karena cinta
memberi karena cinta
menerima karena cinta
setia karena cinta
berkhianat karena cinta
mengingat karena cinta
lupa karena cinta
diam karena cinta
bersabar karena cinta
berbuat karena cinta
berkorban karena cinta
hidup karena cinta
bertahan karena cinta
aku karena cinta
kamu karena cinta
dia karena cinta
dirinya karena cinta
semua aku yang rasa bukan kamu, dia atau dirinya
semua kamu yang rasa bukan aku, dirinya dan dia
siapa yang peduli ....ya, hanya aku
siapa yang peduli ... ya, hanya kamu
karena kita mengngungkapnya pada dirikita sendiri
seperti mimpi yang kita ulang hanya untuk mengenangnya
bahagia? itu hanya kita kita yang tau dan rasa
Friday, July 2, 2021
Thursday, June 10, 2021
tentang
Monday, April 12, 2021
tenang dan sabar
Thursday, April 8, 2021
puan
salahku
Monday, April 5, 2021
Monday, March 22, 2021
22 Maret
Tuesday, March 2, 2021
CGV
Sunday, February 14, 2021
Friday, December 25, 2020
Friday, November 13, 2020
beban ku
Friday, October 16, 2020
manglayang
Wednesday, September 16, 2020
Tuesday, September 8, 2020
Yang aku tahu
Saturday, July 11, 2020
maaf dan terima kasih
Saturday, December 28, 2019
izinkan
Thursday, December 5, 2019
akhir sebelas di sembilan belas
saat itu
Saturday, November 30, 2019
waktu
Wednesday, November 27, 2019
cinta yang kejam
Biarkan aku membendung rinduku
Monday, November 25, 2019
apa aku sanggup
reinkarnasi
Monday, November 18, 2019
tak ada senyummu
pucuk kering
Pucuk yang kering
Saturday, November 16, 2019
BSYT (Bidadari setia yang terluka)
Friday, November 15, 2019
apalah
Kucing nakal
Mengeong
menjilat dan mengeong
bersimpuh dan berdiri
ingin makan
Mengeong
berlari dan mengejar
Mengeong
hampa dan mencoba
memanggil dan menggeram
melihat lampu yang redup
ekornya berdiri membenci
tak mau lari terus melindungi
ekornya dikibas
saat lampu tak redup
berlari dan menari
Semalam
Petir bukan marah pada awan
mereka berderma kepada kamajaya
Hujan tak dapat bicara
petir tak dapat menyapa
tapi mentari menganugrahi sua